Rabu, 20 Oktober 2010

Penentuan Klasifikasi Jalan

3.1. PENENTUAN KLASIFIKASI JALAN

Jalan diklasifikasikan dalam kelas-kelas, berdasarkan fungsi dan besarnya volume serta sifat lalu lintas :

Tabel 3.1. Klasifikasi Menurut Kelas Jalan

KLASIFIKASI

LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR) DALAM SMP

FUNGSI

KELAS

ARTERI

I

> 20.000

II

6.000 s.d 20.000

IIIA

1.500 s.d 8.000

KOLEKTOR

IIIA

<>

IIIB

-

LOKAL

IIIC

-

Sumber : Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jendral Bina Marga, Jalan No. 038/T/BM/97.

Satuan mobil penumpang (SMP) dipakai sebagai pembanding keseluruhan pengaruh arus lalu lintas terhadap suatu mobil penumpang. Pengaruh ini diperhitungkan dengan mengekuivalenkan terhadap kendaraan standar.

Besarnya faktor ekuivalen untuk masing-masing kendaraan :

Ø Mobil Penumpang : 1

Ø Bus : 3

Ø Truk 2 as : 2

Ø Truk 3 as : 3,5

Tabel 3.2. Distribusi Lalu Lintas

Jenis Kendaraan

Jumlah

Faktor Pengali

SMP

A

B

A x B

Kendaraan Ringan

Mobil Penumpang

Bus

Truk 2 as

Truk 3 as

1840

154

149

66

57

1

1

3

2

3

1840

154

447

132

171

LHR

2744

Sumber : Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jendral Bina Marga, Jalan No. 038/T/BM/97.

Dari data-data diketahui :

Ø Umur rencana : 20 tahun

Ø Pertumbuhan lalu lintas : 3,0 %

Ø LHR Awal : 2744

Maka :

Ø LHR akhir = (1 + i)n x LHR awal + LHR awal

= (1 + 0,030)20 x 2744 + 2744

= 7699.96

= 7700 SMP

Ø LHR rata-rata = 5222 SMP

Jadi sesuai dengan Tabel 1. TCPGJAK (Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota), bahwa dengan jarak LHR = 5222 SMP, maka jalan tersebut diklasifikasikan Jalan Kelas IIIA (Jalan Arteri) 1500 s.d 8000 SMP.

3.2. PERENCANAAN ALINEMEN HORIZONTAL

3.2.1.PERENCANAAN ALTERNATIF LINTASAN

Beberapa kriteria perencanaan lintasan :

1. Jarak lintasan tidak terlalu panjang

2. Pelaksanaan dan pemeliharaan operasional mudah dan efisien

3. Ekonomi dari segi pelaksanaan, pemeliharaan dan operasionalnya

4. Aman dalam pelaksanaan, pemeliharaan dan operasionalnya

5. Memenuhi perencanaan desain

Dipilih lintasan dengan dua tikungan. Perencanaan jalan dua tikungan ini memenuhi semua kriteria persyaratan dan telah dianggap cukup efisien dan efektif dimana telah disesuaikan dengan kondisi medan.

Ø Alternatif Lintasan I

Dipilih lintasan dengan lintasan yang lurus dengan langsung menghubungkan titik awal (D) dan titik akhir (H).

Lintasan ini tidak memenuhi point 2 dan 3, tanpa memandang kondisi topografi dan tanpa memperhitungkan volume galian dan timbunan serta tidak sesuai dengan kriteria desain.

Selain itu alternatif I ini, juga tidak memenuhi syarat penyelesaian tugas jalan raya, yang diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan dalam merencanakan suatu lengkungan pada perencanaan alinemen horizontal.

Ø Alternatif Lintasan II

Dipilih lintasan dengan dua tikungan. Perencanaan jalan dua tikungan ini telah memenuhi semua kriteria persyaratan dan telah dianggap cukup efisien dan efektif dimana telah disesuaikan dengan kondisi medan. Pada betuk lintasan ini jumlah timbunan dan galian hampir seimbang

Ø Memenuhi Klasifikasi Medan

Di bawah ini adalah bentuk sket lintasan keseluruhan dengan prototif letak titik potong.

Tabel 3.3. Klsifikasi Medan

TITIK

STATIONING

ELEVASI

BEDA TINGGI

JARAK (m)

KEMIRINGAN

n%

D

0+

0

45.000

0.340

50

0.0068

34

1

0+

50

45.340

0.570

50

0.0114

57

2

0+

100

45.910

1.020

50

0.0204

102

3

0+

150

44.890

0

0.160

50

0.0032

16

4

0+

200

45.050

0.160

50

0.0032

16

5

0+

250

45.210

0.170

50

0.0034

17

6

0+

300

45.380

0.160

50

0.0032

16

7

0+

350

45.540

0.170

50

0.0034

17

8

0+

400

45.710

0.160

50

0.0032

16

9

0+

450

45.870

0.630

50

0.0126

63

10

0+

476

45.240

0.120

50

0.0024

12

11

0+

500

45.360

1.270

50

0.0254

127

12

0+

550

46.630

2.370

50

0.0474

237

13

0+

600

49.000

1.560

50

0.0312

156

14

0+

650

50.560

0.860

50

0.0172

86

15

0+

700

51.420

0.910

50

0.0182

91

16

0+

750

50.510

2.160

50

0.0432

216

17

0+

800

48.350

1.510

50

0.0302

151

18

0+

850

46.840

1.840

50

0.0368

184

19

0+

950

45.000

1.000

50

0.02

100

20

1+

0.00

44.000

0.620

50

0.0124

62

21

1+

0.50

43.380

0.810

41

0.019756098

81

PI

1+

0.91

42.570

0.280

9

0.031111111

28

22

1+

100

42.290

1.170

50

0.0234

117

23

1+

150

43.460

2.430

50

0.0486

243

24

1+

200

45.890

1.580

50

0.0316

158

25

1+

250

47.470

3.090

50

0.0618

309

26

1+

300

50.560

1.580

50

0.0316

158

27

1+

350

52.140

2.010

50

0.0402

201

28

1+

400

50.130

0.870

50

0.0174

87

29

1+

450

51.000

0.170

50

0.0034

17

30

1+

500

51.170

1.230

50

0.0246

123

31

1+

550

52.400

1.300

50

0.026

130

32

1+

600

53.700

2.700

50

0.054

270

33

1+

650

51.000

0.690

50

0.0138

69

34

1+

700

51.690

0.310

50

0.0062

31

35

1+

750

52.000

0.000

50

0

0

36

1+

800

52.000

0.280

50

0.0056

28

37

1+

850

52.280

0

0.940

50

0.0188

94

38

1+

900

51.340

2.730

50

0.0546

273

39

1+

950

48.610

0.410

50

0.0082

41

40

2+

0.00

48.200

0.390

50

0.0078

39

41

2+

0.50

48.590

0.390

50

0.0078

39

42

2+

100

48.980

0.490

50

0.0098

49

43

2+

150

48.490

0.410

50

0.0082

41

44

2+

200

48.080

0.080

50

0.0016

8

45

2+

250

48.000

0.470

50

0.0094

47

46

2+

300

47.530

0.090

50

0.0018

9

47

2+

350

47.440

0.020

50

0.0004

2

48

2+

400

47.460

0.800

50

0.016

80

49

2+

450

48.260

0.200

8

0.025

20

H

2+

458

48.460

TOTAL

2458

-

4568

KEMIRINGAN JALAN

1.858421481

JENIS MEDAN

D a t a r


Ø Beda Tinggi = Elevasi n – Elevasi (n-1)

Ø Kemiringan =

Ø Kemiringan Jalan =